Sabtu, 29 Januari 2011

Penyebutan Diri Dalam Lingkungan Sosial

Tanpa kita sadari kita menjalani kehidupan ini tidak lepas dari keterkaitan kita dengan manusia lain. Itulah hal yang menjadi dasar dari sebutan manusia sebagai makhluk sosIal. Posisi kita dalam suatu lingkungan masyarakat akan memberikan label tersendiri terhadap nama dan drajat kita di kehidupan ini.
Banyak sekali hal2 yang menjadi pertimbangan dari penerimaan lingkungan terhadap diri kita. Dari mulai iman, harta, pendidikan, dan bobot bebet. Hal terkecil yang menjadi faktor pendukung di dalam peleburan diri kita terhadap suatu lingkungan masyarakat adalah cara kita berbicara....

Sesuai dengan arti dasarnya, bahasa merupakan alat pemersatu. Penggunaan bahasa dalam kegiatan peleburan sosial sangat berpengaruh kepada label nama yg kita sanding. untuk lebih khususnya adalah penggunaan panggilan dalam peleburan lingkungan sosial. Sering kita dapati seseorang melakukan percakapan menggunakan sebutan diri atau lawan bicaranya berbeda-beda. Sebagai contoh, seseorang menggunakan saya-kamu, saya-anda, aku-kamu, lo-gue, dan nama sebagai lambang dari penyebutan diri dan lawan bicaranya.
Di Indonesia, Penyebutan ini banyak sekali terpengaruh atau melebur dengan bahasa daerah. Hal ini merupakan suatu wujud dari keanekaragaman di Indonesia. Penyebutan diri mempunyai peran tersendiri terhadap suatu proses pembicaraan. Kata "saya" sering digunakan dalam hal-hal yang bersifat formal. sebagai contoh, penyebutan diri ini di tempatkan dalam sebuah percakapan antara murid dan gurunya, antara pegawai dan bos, dan dalam suatu kegiatan formal. Namun tidak jarang juga terbawa ke percakapan sehari-hari. Dan dengan penggunaan ini, seseorang mempunyai label nama sebagai orang yg formal dan serius.
Penggunaan kata "aku" dalam sebuah percakapan mempunyai arti kegiatan tersebut informal. kata "aku" ini biasanya digunakan oleh orang2 jawa. Untuk sebagian kaum hawa, kata "aku" memiliki kesan imut dan lucu yang tersirat. Kata "aku" juga mempunyai penegasan hubungan pembicara sudah saling kenal. seseorang yang menggunakan kata "aku" mempunyai label nama yang rendah hati dan periang.
Penggunaan kata "Lo" dalam suatu pembicaraan merupakan penyebutan diri yang banyak ditemui dalam sebuah percakapan. kata "Lo" sendiri berasal dari bahasa daerah betawi. Keberadaan Jakarta sebagai ibukota negara dan metropolitan telah membawa kata "Lo" sebagai penyebutan diri yang banyak. Seseorang yang menggunakan kata "Lo" dalam sebuah percakapan mempunyai label nama belagu, bergaul, PD abis, dan optimis. Namun tidak jarang juga penggunaan kata "Lo" dalam hubungan sosial dalam suatu daerah kurang diterima. Sebagai contoh, di Cirebon, penggunaan "Lo" pada saat kita berkumpul dengan teman2 sedaerah dinilai kurang layak.
Penggunaan kata "nama" Dalam suatu percakapan biasanya digunakan ketika kita berbicara dengan lawan jenis. Sebagai contoh, "k'lo andry (saya) jarang melakukan perbuatan mencontek, klo Nia (kamu) gimana?" dalam sebuah percakapan tersebut, kata "andry" merupakan pengganti kata "saya" dan kata "Nia" merupakan pengganti kata "kamu". Penyebutan diri ini mempunyai label nama santun, rendah hati, halus, dan menghargai lawan bicara kita. Tidak jarang penggunaan penyebutan diri ini banyak diterima di lingkungan. Ada dua keuntungan dalam penggunaan ini. Pertama, kita lebih dekat dengan lawan bicara kita karena kita mempunyai label nama yg sopan dan santun. Kedua, kita dapat secara tidak langsung memberi tahukan nama kita.
Penggunaan kata "kita-ira" dan "urang-maneh" ini ditemukan dalam suatu percakapan antara orang satu daerah suku. Kata "ira-kita" digunakan oleh orang cirebon sebagai penyebutan diri.
Kata ini digunakan biasanya hanya pada teman sesama jenis khususnya laki-laki karena ada unsur kasar dalam penyebutan diri yang satu ini. sedangkan kata "urang-maneh" biasanya digunakan oleh orang sunda.
Kedua kata penyebutan diri ini merupakan penyebutan yang digunakan dalam percakapan sesama daerah asal. Penyebutan diri ini mempunyai label nama yang cinta daerah, supel, dan aga sedikit kasar bila digunakan dengan lawan jenis kita. Ini merupakan contoh dari penggunaan bahasa daerah yg digunakan dalam suatu lingkungan daerah yang sama, untuk daerah lainnya diperlukan penelitian yang labih lanjut...
Hal-hal diatas merupakan penyebutan-penyebutan diri yang memiliki label nama tersendiri dalam suatu lingkungan. Penempatan penyebutan diri yang tepat dalam suatu percakapan dapat meleburkan kita di suatu lingkungan dan kita dapat dengan mudah diterima di lingkungan tersebut. Mencermati dengan siapa kita berbicara, merupakan modal dasar dalam peleburan diri kita dalam suatu masyarakat ... Semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar